Tahun 2020, kita pertama kali bertemu nggak ada petir menyambar atau pelangi muncul sih, tapi cukup bikin deg-degan. Kita ngobrol-ngobrol ringan, ngetawain hal-hal receh, dan akhirnya “Yaa, kita temenan aja dulu.”

Waktu pun berlalu. Tahun 2022, Marisa resmi lulus SMA dan memutuskan kuliah, sementara Anggara tetap jadi teman dan abang - abangan (alias nggak ke mana-mana). Marisa sempat ngajak ngopi katanya sih biar ngobrol, padahal pengen adu nasib “Eh, aku lagi sibuk ini nih. Kalo kamu sekarang sibuk apa?”

Eh, belum sempat adu nasib ronde dua, tahun 2023 Anggara keburu merantau ke kota lain. Jadilah pertemanan kita berubah jadi digital, ketemu cuma lewat story, like dan sesekali reply yang basi.

Tapi begitulah hidup. Meski jarak memisahkan, kenangan dan pertemanan kita tetap lucu, hangat, dan nggak tergantikan.

Akhir tahun 2023, meskipun cuma berteman lewat sosial media, Anggara dan Marisa malah makin dekat. Chat yang awalnya cuma basa-basi jadi sesi curhat berjam-jam dari “lagi ngapain?” sampai “kenapa hidup begini, ya?”

Suatu malam, Marisa sedang sedih. Dunia rasanya berat. Tapi lucunya, Anggara yang sebenarnya juga lagi butuh penyemangat malah sibuk ngasih semangat dan jadi motivator dadakan. Iya, motivasi buat Marisa, padahal hatinya sendiri juga butuh disemangatin.

Sejak itu, obrolan mereka makin intens. Khususnya di bulan September 2023, pertemanan yang awalnya biasa aja mulai terasa… beda. Ada hangat yang nggak bisa dijelasin dan perhatian yang pelan-pelan tumbuh tanpa permisi.

September 2023 jadi bulan yang spesial. Hubungan yang awalnya cuma sebatas teman curhat dan panggilan “Mas” – “adek”, pelan-pelan berubah jadi sesuatu yang lebih hangat. Sekarang? Udah nggak malu-malu manggil “Sayang” di chat maupun telpon (walau awalnya suka geli sendiri sih).

Lanjut ke November, ada momen telpon yang sedikit serius tapi tetap pakai gaya santai khas Anggara.

Dengan suara sok cool, dia bilang,
“Kamu nggak pengen punya tanggal jadian?”
Marisa jawab polos,
“Iya, pengen punya.”

Lalu Anggara ngomong dengan penuh kode an yang gak jadul dan gak bikin geli.
“Yawes, sekarang aja 5 Desember 2023!”

Tapi tentu saja Marisa, dengan pedapatnya yang penuh keyakinan, sifat ngeyel tiada tanding dan suara lantang khasnya membalas,
“Gakkk! Tanggal 11 November 2023 aja, biar cantik tanggalnya!”

Dan… ya sudah setelah kesepakatan bersama pada rapat ketika itu, 11 November 2023 resmi jadi tanggal jadian kami. Siapa sangka, dari pertemanan receh jadi hubungan yang serius. Tapi tetap gaya kita "santai, penuh canda tawa dan banyak cerita tak terduga."

Setelah beberapa bulan menjalin hubungan jarak jauh alias LDR, akhirnya Anggara yang bekerja di luar pulau pulang cuti perdana pada tanggal 10 Januari 2024. Momen itu jadi waktu berharga kita melewati hari-hari bersama, mengobrol langsung tanpa sinyal putus-putus, dan menikmati kebersamaan yang selama ini cuma bisa lewat layar.

Waktu berjalan, dan Marisa mulai sering “ngode” dengan gaya bercanda tapi setengah serius, minta kejelasan dari Anggara. Ya namanya juga cewek, kode itu bagian dari bahasa cinta. Dan Anggara, dengan caranya sendiri yang tenang dan pasti, memutuskan untuk menjawab semua kode itu dengan tindakan nyata.

Tepat tanggal 23 Agustus 2024 Anggara resmi melamar Marisa.

Sejak itu, hubungan kita naik level. Kita sepakat menjalani semuanya dengan lebih serius. Tapi tentu, perjalanan ini nggak selalu mulus. Banyak ujian datang, dari lingkungan pertemanan yang toxic, sampai kehilangan orang-orang tercinta yang pergi untuk selamanya.

Namun di tengah segala kesedihan dan cobaan, satu hal yang terus kita pegang:
“Apapun cobaannya, hidup kita tetap berjalan.”
Dan kami memilih untuk berjalan bersama.

Sambil tetap haha-hehe dan saling lempar candaan seperti biasa, kami Anggara dan Marisa juga mulai menjalani kehidupan dengan sedikit lebih serius. Setelah melewati perjalanan panjang, jatuh-bangun LDR, tawa, tangis dan segudang cerita. Akhirnya kami memutuskan untuk mengikat hubungan ini secara sah baik di mata agama maupun negara.
Percayalah, ini bukan sekadar kisah dua orang yang bertemu lalu berjodoh. Tapi justru karena berjodohlah, maka kami dipertemukan.
Dengan keyakinan dan cinta yang tumbuh dalam kesederhanaan, kami akan mengikrarkan janji suci pernikahan di bulan 13 September 2025, insya Allah.
Sebagaimana yang pernah dikatakan oleh Sayyidina Ali bin Abi Thalib:
“Apa yang menjadi takdirmu akan menemukan jalannya untuk menemukanmu.”
Dan kami percaya, inilah jalannya.
Tentu, tak semua hari selalu cerah. Ada masa-masa di mana kami nyaris menyerah, ada detik-detik di mana kata “cukup” hampir terucap.
Kini di tengah segala persiapan, harapan dan rasa haru. Kami baru benar-benar mengerti arti ucapan yang selama ini sering kami dengar:
“Semoga lancar sampai hari H.”
Dulu, itu hanya terdengar seperti kalimat basa-basi. Tapi sekarang kami tau,
Itu adalah doa tulus agar setiap langkah kami dijaga, setiap rencana kami dimudahkan dan setiap hati yang terlibat diberi kekuatan.
Karena kami percaya ketika waktunya tiba, semua akan indah pada waktunya.
Dan ini adalah salah satu "waktu" yang paling kami tunggu, yap waktu menuju kebahagiaan.