First Phase
Di pagi penuh hormat dan makna,
Langit berselimut syukur dan doa,
Hari Guru—gema cinta untuk insan mulia,
Tanpa disangka, takdir pun membuka cerita.
Ada satu jiwa yang jadi perantara,
Menyulam takdir dengan tulus dan sederhana,
Lewat dia, perjumpaan menjadi nyata,
Meski tanpa janji, hati mulai bicara.
Bukan pertemuan di taman atau pesta,
Tapi di barisan upacara yang sederhana,
Tatapan pertama tanpa rencana,
Namun tersimpan tenang dalam dada.
Ia datang membawa sikap yang santun,
Bukan kata manis, tapi senyum yang lembut,
Tak ada janji yang diucap waktu itu,
Hanya diam yang diam-diam mengetuk kalbu.